Kamis, 10 Januari 2019

SEJARAH NEGARA DAN AWAL IMPERIALISME DI DUNIA

NAMA : Rangga Dewantara
EMAIL : ranggadewantara2014@gmail.com
No. Hp: 082140013857


SEJARAH NEGARA DAN AWAL IMPERIALISME DI DUNIA
Suatu negara tak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses yang sangat panjang. Ada beragam teori yang dikemukakan para pakar ilmu negara serta hukum yang bisa dipergunakan untuk menjelaskan asal mula terjadinya negara. Impirialisme muncul karena hadir karena adanya kebijakan dari suatu negara yang ingin menguasai negara lain dengan cara pemaksaan
A.TEORI-TEORI TERBENTUKNYA NEGAR.
1. Secara Faktual
Asal mula terbentuknya negara bisa diketahui dengan cara faktual. Artinya, asal mula terjadinya negara dianalisis berdasarkan fakta nyata yang bisa diketahui melalui sejarah lahirnya negara itu. Berdasarkan hal itu, asal mula terbentuknya negara antara lain.
a. Occupatie (pendudukan). 
Artinya, suatu daerah bebas diduduki oleh suatu bangsa yang selanjutnya mendirikan negara di daerah itu. Misalnya, Liberia diduduki oleh budak-budak Negro serta dimerdekakan pada tahun 1947.
b. Separatie (pemisahan). 
Suatu daerah yang semula termasuk daerah-daerah negara lalu melepaskan diri serta menyatakan dirinya sebagai suatu negara. Misalnya, Bangladesh terhadap Pakistan tahun 1971 serta Timor Leste terhadap Indonesia tahun 1999.
c. Proklamasi. 
Suatu daerah yang tadinya merupakan tanah jajahan dari negara lain lalu menyatakan kemerdekaannya. Misalnya, Indonesia atas Belanda serta Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945.
d. Innovation (pembentukan baru). 
Munculnya suatu negara baru di atas wilayah suatu negara yang pecah serta lenyap karena suatu hal. Misalnya, lenyapnya negara Uni Soviet lalu di negara itu muncul negara baru, seperti Rusia serta Uzbekistan.
e. Cessie (penyerahan). 
Artinya, suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian tertentu. Misalnya wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman) karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
f. Fusi (peleburan). 
Beberapa negara mengadakan fusi (peleburan) serta menjadi satu negara baru. Misalnya, Jerman Barat serta Jerman Timur bersatu menjadi Jerman pada tanggal 3 Oktober 1990.
g. Accesie (penaikan). 
Artinya, suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai atau timbul dari dasar laut (delta) lalu wilayah itu dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah negara. Misalnya, wilayah negara Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.
h. Anexatie (pencaplokan/penguasaan). 
Artinya, suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) dari bangsa lain tanpa reaksi berarti. Misalnya, ketika pembentukan negara Israel pada tahun 1948 wilayahnya banyak mencaplok daerah Palestina, Suria, Yorsertaia, serta Mesir.
2. Secara Teoretis
Menganalisis asal mula terbentuknya negara bisa pula dilakukan secara teoretis (kajian teoretis). Beberapa teori terbentuknya negara antara lain.
a. Teori ketuhanan, beranggapan bahwa terbentuknya negara atas dasar kehendak Tuhan. Tanpa asertaya kehendak Tuhan segala sesuatu tak mungkin terjadi. Teori ketuhanan berdasarkan pada determinisme religius, yaitu segala sesuatunya sudah ditakdirkan Tuhan. Hal ini tampak dari kalimat by the grace of God (berkat rahmat Tuhan) di berbagai UUD negara.
b. Teori perjanjian, beranggapan bahwa negara terbentuk berdasarkan perjanjian bersama/masyarakat. Perjanjian bisa terjadi antara orang-orang yang sepakat mendirikan suatu negara ataupun antara orang-orang yang menjajah dengan yang dijajah.
c. Teori kekuasaan, beranggapan bahwa negara terbentuk atas dasar kekuasaan serta kekuasaan adalah ciptaan orang yang paling kuat serta berkuasa.
d. Teori hukum alam. Menurut hukum alam, terjadinya negara karena kekuasaan alam serta berlakunya abadi serta universal, berlaku setiap waktu
B. LAHIRNYA IMPERIALISME
1. Asal mula dan definisi imperialisme
   Kata Imperialisme berasal dari bahasa latin yaitu ”Imperium”  yang berarti perintah. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Inggris pada tahun 1870 dan 1855. Secara istilah Imperialisme berarti sebagai suatu usaha untuk memperoleh hubungan yang erat antara bagian-bagian kerajaan Inggris dengan negeri induk, baik hubungan cultural maupun mengadakan perjanjian politik dan  militer. Dalam perkembanganya kata Imperialisme mengalami perubahan arti dari semula yang berarti “ Perintah” menjadi “ Hak memerintah” atau “kekuasaan memerintah” dan berubah lagi menjadi daerah dimana kekuasaan memerintah itu dilakukan. Adapun tujuan dari Imperialisme pada awalnya ada 3 macam yaitu: Gold, Glory, Gospel. (Mencari kekayaan, Menyebarkan Agama dan kejayaan).
            Imperialisme yang pertama kali dilakukan oleh bangsa barat pada abad  16. Adapun Imperialisme pada saat itu dibagi dalam 2 hal yaitu: Imperialisme tua (kuno) dan Imperialisme moderen. Imperialisme kuno dilakukan dengan cara melakukan penaklukan penaklukan negara dan bangsa lain untuk menjamin perdaganganya. Untuk kegunaanya imperialisme kuno hanya mengambil barang mentah tanpa menyajikan balasan barang jadi pada negeri jajahan. Imperialisme juga banyak dilakukan dengan expansi expansi ke negara lain. Adapun  yang menjadi pelopor dari Imperialisme kuno adalah negara Portugis dan Spanyol. Sasaran mereka adalah negara-negara dikawasan Asia, Australia, dan Amerika.
2. Macam-macam dan lahirnya imperialisme di Eropa.
a. Imperialisme Kuno
   Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaanna. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
            Imperialisme kuno berlangsung sejak penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Spanyol dan Portugis pada abad XV-XVI. Mereka bertujuan mencari kekayaan berupa emas, menyebarkan agama Nasrani, dan berjuang demi kejayaan negara atau raja. Oleh karena itu, semboyan mereka adalah gold, gospel, dan glory. Semakin luas wilayah yang dikuasai, semakin kuat dan termasyhurlah negara beserta rajanya. Imperialisme modern berkembang sejak Revolusi Industri pada abad XVIII. Inti dari imperialisme modern adalah kemajuan ekonomi dan bertumpu pada industrialisasi. Pendorong munculnya imperialisme modern antara lain adanya kepentingan untuk penanaman modal, pemasaran hasil industri, memperoleh bahan baku, dan karena kelebihan penduduk Eropa. Pelopor imperialisme modern adalah Inggris. Tokoh pertama yang memperkenalkan imperialisme pada abad XIX adalah PM Disraeli dari Inggris.
b. Imperialisme modern
    Perbedaan kebijakan imperialisme menjadi berubah drastis, ketika Inggris kemudian negara Eropa lainnya berhasil masuk ke tahap industri pada abad 18-19. Pergantian tenaga manusia ke tenaga mesin benar-benar meningkatkan jumlah produksi, sehingga tercipta kondisi “overweight production” atau “barang-barang surplus” pada negara-negara Eropa. Pada tahap inilah diperlukan daerah-daerah untuk menjual kelebihan produksi tersebut, dan jaminan ketersediaan bahan-bahan baku produksi di daerah-daerah luar Eropa, inilah yang disebut imperialisme modern.
            Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital surplus. 
c. Neo Imperialisme
    Memasuki tengah abad 20, negara-negara Eropa tak dapat memungkiri dasyatnya ide nasionalisme, demokrasi, liberalisme, dan sosialisme. Hak manusia untuk memperoleh kebebasan, dan bebas dari penjajahan terus dipertanyakan. Maka, negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, harus merelakan daerah-daerah koloninya untuk merdeka. Lalu apakah masalahnya selesai? Ternyata tidak, tetap ada permasalahan awal bagi negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang yang kemudian disebut negara dunia pertama, atau negara maju. Adanya “barang-barang surplus” atas hasil produksi mereka, kebutuhan pasar yang luas, dan tenaga kerja yang murah. Maka, meskipun secara politis kekuasaan negara maju sudah tidak ada, mereka masih mau dan terus menanamkan pengaruhnya di bekas negara-negara koloni.
            Inggris menyebut hubungan dengan bekas koloninya sebagai “Commonwealth”. Negara lain berusaha menanamkan pengaruhnya dengan memberi bantuan, ikatan ekonomi dan moralitas, dalam bentuk uang dan pinjaman jangka panjang. Sehingga bekas negara-negara koloni akan terus terikat dalam bentuk hutang yang selalu ditawarkan, hingga akhirnya terbelit hutang dan tidak mampu membayarnya.
d. Imperialisme Kebudayaan.
    Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galnya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
e. Imperialisme Militer
    Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer. 

3. Sebab-sebab timbulnya imperialisme
a. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
b. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
c. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai “bij-product” saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
d. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
e. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
f. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
g. Ingin ikut dalam perdagangan dunia
h. Ingin menguasai perdagangan
i. Keinginan untuk menjamin suburnya industri

Al-FATIHA

Engkau mencari jalan yang mana dan hendak menuju kemana...?  Engkau membuka pintu yang mana dan membuka lembaran yang mana....? ...