Kamis, 24 Oktober 2019

Kau Harus Tau Mbojoku

Setelah senja mulai berwarna jingga di ufuk sana
Aku masih terjaga di beranda rumah untuk merinduimu
Saat orang-orang sibuk memikirkan masa depan 
Aku masih sibuk mengurus mu dalam pikiran ku
Kau adalah cinta yang benar-benar dicintai, rindu yang selalu dirindu, juga benci yang selalu dibenci. 
Kau adalah megah yang tak sanggup diungkapkan dengan jutaan aksara
Bahkan tak sanggup dikalahkan oleh apapun didunia
Satu dari ribuan nama yang jatuh tepat di hatiku
Kapan-kapan akan ku ajak kau kesana
Ke tanah lelulurku
Dimana nenek moyangku pernah tinggal
Kau kan ku ajak untuk mencicipi manisnya oi taa, juga enaknya karampi buatan ibu tapi kau harusnya mencicipi oi mangge buatan ayah agar kau tau rasanya kesederhanaan. 
Kan kumandikan kau dengan air susu kuda agar kulitmu selembut sutra
Tapi Aku masih ragu kau akan mau
Disana tak sedingin kota ini
Jalanan tak begitu riuh dengan kendaraan 
Rumah-rumah masih terbuat dari kayu. 
Perempuan disana masih suka memakai rimpu. 
 Aku tersudut sepi di negeri sambori
Saat riuh suara mantra para ncuhi di puncak sangiang. 
kan ku ajak kau bertemu dewa-dewa cinta di puncak tambora
Kan suruh leluhurku di tanah wera tuk mengucap mantra dengan manis
Dan memohon pada roh para raja untuk merestuimu sebagai kekasihku.
Kau kan ujak ke uma lengge
Menlanjutkan perjalanan sampai ke punce
Kan ku beritahu kau tentang isi hatiku saat laut lariti terbelah menjadi dua
Menemui putri la bibano di wane
Sampai menggantung batu permohonan di pulau satonda. 
Setelah semuanya selesai
Kita nikmati senja dilawata
Sembari menunggu jara wera dan jara sara'u mengiring kita menuju istana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Al-FATIHA

Engkau mencari jalan yang mana dan hendak menuju kemana...?  Engkau membuka pintu yang mana dan membuka lembaran yang mana....? ...