Oleh Rangga Dewantara
Kita butuh obat
Untuk mengobati akal dan kegilaan ini
Tidakah kita berkaca pada kejadian lambu berdarah yang menewaskan 3 orang dan puluhan lainnya luka-luka
Juga ditahanya tiga aktivis tambang di wera
Di tanah sendiri di larang bersuara
Di tanah sendiri mereka menderita
Mereka hanya meronta di dalam cengkraman kebijakan setan-setan birokrasi yang tak berhati.
Tidakah kita berkaca pada banjir bandang 2004 dan 2016 yang menyeret rumah-rumah, mobil, hewan sampai manusia.
Jika kau berdalih atas nama kesejahteraan
Jika kau berdalih atas nama kemakmuran
Seluruh hasil tanah ini kau ambil
Dan seluruh hutan kau gunduli
Maka kami menolak
Karena kesengsaraan sudah terpampang di depan mata
Karena penderitaan sudah dapat kami rasa
Keparat...!
Hentikan semua konspirasi ini
Rakyat selalu kau kalabui
Kami terjajah ditanah sendiri
Sementara kau dengan lantangnya mengucapkan narasi-narasi yang seolah menjadi solusi
Kami muak
Kami muak dengan semua ini
Petinggi-petinggi yang sibuk bersolek kesana kemari
Merubah diri untuk menarik hati dan simpati
Berharap banyak dukungan ketika kontestasi
Sementara mereka yang pandai sibuk menjilat dan merias diri untuk mendapat promosi.
Jangan heran jika rakyat memberontak
Meneriakan gila secara terang-terangan
Karena penguasa-penguasa yang gila membunuh rakyat dengan aturan dan kebijakannya yang benar-benar gila
Dan kami tak mau menderita atas kegilaan ini.
Jika roh nenek moyang masih setia mengucap mantra dan doa
Itu pasti berisi kutukan-kutukan
Tapi jika atas nama cinta tanah leluhur ini maka butuh perenungan untuk sama-sama menyatukan pikiran kita
Agar kita tak selamanya S.E.N.G.S.A.R.A