Nona, aku selipkan catatanku dalam selembar kertas didalam hadiah-hadiah istimewa itu.
Saat ibu abadi membangunkanku dalam mimpi indah langit.
Ketika cinta memalingkan wajahnya dihadapan ketidakpastian.
Saat simbol-simbol bertebaran ke segala penjuru, aku mencoba merangkainya kembali agar kau bisa menerjemahkannya.
Nona, sejak hari itu
Sebelum atau sesudahnya
Kita adalah takdir yang ditulis dalam kitab-kitab surga
Ramalan-ramalan manusia tak akan bisa merubah garis kehidupan.
Dan benar saja, kita telah dipertemukan dalam waktu yang tak pernah terpikirkan.
Nona, saat ini aku berteduh dibawah kelopak mata langit dan berada di pangkuan bumi
Dipeluk kutukan dan keberuntungan
Keduanya adalah kenikmatan yang harus ku syukuri
Seperti halnya cinta dan kebencian, siang dan malam, baik dan buruk semuanya harus berjalan bersama untuk mengerti maksud kehidupan.
Nona, jika kau baca dengan teliti goresan tinta hitam pena tua itu yang ada hanya hamparan harapan.
Aku tak bisa membaca keinginan langit maka aku takut untuk menuliskan keinginan hati sebab keinginan hati hanya akan menyakiti diri, seratus kali keinginan itu datang seribu kali aku menghapusnya.
Nona, disenja yang berikutnya
Aku ingin kau menemaniku disini
Menikmati secangkir susu yang disuguhkan nenek moyang kita.
Mengantar cahaya menghilang di balik cakrawala
Berbicara tentang aku dan kamu
Tentang kita yang abadi.
#puisiaksara
#rumahpenatua
#pelukisjejak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar